telusur.co.id - Menyusul kabar akan beredarnya telepon genggam (HP) dengan baterai energi nuklir dari China, Badan Pengawas Nuklir Nasional (Bapeten) harus melakukan lakukan upaya antisipasi. Bapeten perlu melakukan uji keamanan dan kelayakan penggunaan baterai nuklir tersebut sebelum dipasarkan kepada masyarakat. 

Menurut Anggota Komisi VII DPR Mulyanto, walau diklaim aman oleh produsennya, penggunaan nuklir pada perangkat kerja sehari-hari sangat berbahaya. Setidaknya ada dua masalah yang perlu menjadi perhatian serius, yakni kemungkinan kebocoran baterai dan pengelolaan limbah baterai yang mengandung nuklir.

"Otoritas pengawas nuklir nasional kita secara independen dan obyektif harus bisa memastikan keamanan produk ini bagi masyarakat Indonesia. Karena pengguna hand phone produk China di Indonesia sangat besar," kata Mulyanto, ditulis Kamis (18/1/24).

Mulyanto menilai, dua hal tersebut sangat krusial untuk dipastikan oleh Bapeten, dalam rangka melindungi masyarakat. Karena pancaran radiasi dari isotop yang digunakan dalam hp tersebut baru meluruh setengahnya setelah 100 tahun. Apalagi penggunaannya menempel di telinga.

Mulyanto berharap, Pemerintah tidak grasa-grusu memberikan izin masuk produk dengan nuklir ini. Ia menilai perlu ada kajian lebih lanjut terkait keamanan dan keselamatan penggunaan hp nuklir ini. 

Pemerintah jangan hanya melihat dari aspek bisnis tapi juga harus melihat aspek kesehatan masyarakat dan keamanan lingkungan secara umum. 

"Pemerintah jangan main-main dengan nuklir. Sedikit saja ada kebocoran, risikonya tinggi," ujar Mulyanto.[Fhr]