telusur.co.id - Penyebaran berita bohong atau hoaks di media sosial menjelang perhelatan Pemilu 2024 perlu diantisipasi dan diberi perhatian khusus. Karenanya, Wakil Ketua Komisi II DPR RI Yanuar Prihatin menyarankan agar aparat penegak hukum membentuk badan anti hoaks.
"Saya kira kepada penegak hukum ada bagusnya untuk menyeriusi soal ini, jika perlu bikin badan anti hoaks, jika perlu bikin lah unit kerja yang khusus memantau soal itu menjelang pemilu itu," kata Yanuar dalam diskusi Dialektika Demokrasi dengan tema 'Bersama Mencegah Hoaks dan Kampanye Hitam Jelang Pilpres 2024' di Media Center Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (2/11/23).
Ia mengingatkan bahwa hoaks bukan saja akan menimbulkan kegaduhan semata, melainkan juga menaikkan suhu politik hingga terjadinya fragmentasi politik.
Menurutnya, tujuan hoaks dan kampanye hitam tersebut adalah agar lawan politik mengalami satu keadaan yang diinginkan oleh pelaku hoaks.
"Yang diinginkan itu apa, kalau popularitasnya ya masih turun gitu kan, kredebilitasnya masih turun, dan seterusnya. Sehingga pada akhirnya, calon tersebut otomatis kemudian downgrade dan turun, kemudian tidak terpilih," ungkapnya.
Dia menilai, Pemilu terbaik adalah dimana kita semua menjaga agar hoaks dan kampanye hitam ini tidak terjadi. Karenanya harus dilawan dan diatasikontestasi politik, dalam kompetisi politik berharap tidak bisa tampil," ujarnya.
Namun, ia berkeyakinan bahwa bagi penyebar hoaks yang menyerang lawan politik, hal ini akan berbalik kepada pelaku itu sendiri. Ia pun mengibaratkan hal ini dengan sebuah bandul timbangan, yang ketika digerakkan maka akan memantul ke kanan dan ke kiri.
"Jadi ketika dia menyampaikan sesuatu yang negatif, yang buruk, sesungguhnya energi positif pada si pelakunya itu sedang turun. Kalau itu sedang turun, maka logikanya adalah yang akan dia terima pun akan sebanding dengan apa yang dia keluarkan," jelasnya.
Ia menegaskan bahwa hukum alam tidak bisa diganggu gugat sehingga ia ragu dengan menyebarkan hoaks justru dapat memenangkan pemilu.
"Yang banyak menyebarkan hoaks itu akan jauh lebih berpotensi dia kalah, kalau dia dalam kontestasi, ketimbang berpeluang menaikkan level kemenangan," pungkas dia. [Tp]