telusur.co.id - Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi meluncurkan program “Indonesia Makin Cakap Digital” pada tahun 2021.
“Dalam perjalanannya program literasi digital telah berhasil menjangkau lebih dari 12 juta masyarakat di 515 kabupaten dan kota di 34 provinsi. Kegiatan ini berfokus pada peningkatan wawasan dan kecakapan yang diukur berdasarkan empat pilar digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, keamanan digital, dan budaya digital," ujar Dirjen Aptika Kominfo, Samuel Abriijani Pengerapan.
Kemenkominfo akan terus meningkatkan pencapaian tersebut dengan menyasar kelompok-kelompok strategis di masyarakat. Untuk meningkatkan skor indeks literasi digital Indonesia ke level baik, Kemenkominfo secara konsisten akan terus menjalankan kegiatan literasi digital.
“Pada tahun 2022 akan diberikan pelatihan literasi digital kepada 5,5 juta masyarakat agar tujuan peningkatan skor indeks literasi digital dapat tercapai dan peningkatan kecakapan digital tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal," kata Menkominfo Johnny G. Plate, dalam sambutan program Makin Cakap Digital.
Kemenkominfo bersama Siberkreasi kembali menyelenggarakan webinar untuk wilayah Sumatra pada Rabu (16/11/22). Webinar kali ini mengangkat tema “Konsep Bisnis Digital: Influencer Marketing”.
Webinar tersebut dihadiri lebih dari 1.300 orang. Hadir sebagai narasumber Fajria Fatmasari, Kepala Inkubator Bisnis Politeknik APP Jakarta & Praktisi Literasi Digital; Pradipta Nugrahanto, CEO & Co-founder Paberik Soeara Rakjat; serta Tio Prasetyo, Chief Business Officer Paberik Soeara Rakjat.
Dalam webinar tersebut, Fajria Fatmasari membahas mengenai konsep influencer marketing ditinjau dari perspektif kecakapan digital. Menurut dia, ada lima strategi influencer marketing yang perlu diketahui.
"Pertama, kenali target audiens dan tujuan, kedua, pilih media yang sesuai dengan target audiens. Ketiga, tentukan budget, keempat, pilih influencer yang sesuai dengan produk Anda. Kelima, lakukan evaluasi secara berkala," ujar Fajria.
Sementara Tio Prasetyo membahas mengenai konsep influencer marketing dari perspektif etis digital. Dia menilai, ada tiga etika yang perlu dilakukan dalam memilih influencer.
"Pertama, pilihlah influencer yang memiliki riwayat baik secara bahasa dan perbuatan. Kedua, pilihlah influencer yang selalu memberikan manfaat dalam setiap kontennya. Terakhir, pilihlah influencer yang memiliki akun dengan centang biru," ujar Tio.
Lebih jauh Pradipta Nugrahanto memaparkan soal konsep influencer marketing ditinjau dari perspektif pilar aman digital. Dia menyampaikan, keamanan digital adalah sebuah proses untuk memastikan penggunaan layanan digital, baik secara daring maupun luring.
"Dalam melakukan marketing melalui influencer penting untuk memiliki kompetensi keamanan digital yang mumpuni. Seperti mengamankan perangkat digital, mengamankan identitas dan aset digital bisnis, serta selalu memberikan watermark di setiap konten yang kita buat dan share," kata Pradipta. (Fhr)